
Dalam sibuknya hari, tak ada salahnya bila kita sisihkan waktu untuk benahi hati
Hati yang sudah terlalu banyak diisi iri dengki, dosa, hingga menjadi hitam dan tak berisi.
Dalam sibuknya hari, tak ada salahnya kita renungi apa tujuan diri
Hidup di dunia yang pada akhirnya pasti berakhir
Hidup dalam kefanaan yang berujung kematian pasti
Nanti ataupun dini…
Bila kita mau duduk sejenak, berpikir dan bertanya pada hati
Untuk apa seluruh sibuk dan hiruk pikuk ini
Untuk apa mengejar semua dan terburu buru
Untuk apa seluruh kepenatan dalam pelarian yang tak jelas ujungnya ini
Bila kita berani jujur
Pada hati dan diri sendiri
Kalau semua ambisi berlebihan ini
Kalau semua tamak pada harta dan kedudukan serta kehormatan
Sebenarnya hanya untuk memenuhi hawa nafsu dan syahwat duniawi
Sebenarnya hanya untuk mendapat tempat di dunia dan hati manusia
Ketahuilah..
Dunia dan manusia, mereka akan pergi pada satu waktu yang kita tak ketahui.
Mereka tak memberikan manfaat apapun..
Mereka pun tak memberikan mudhorot apapun dalam kuasa diri mereka.
Lalu untuk apa kita mengejar apa yang semu dalam dunia dan manusia.
Untuk apa kita -ntah sengaja ataupun tidak- merugi atas lupa kita pada tujuan pasti dan abadi
Pada apa yang ditawarkan Rabb kita dari kemenangan dan kebahagiaan tak berhujung, ketenangan hati sampai mati, kesuksesan sampai nanti
Euforia kekayaan masa remaja tak seharusnya menjadikan kita tak mawas diri
Hei diri
Kematian tak menunggu kamu sukses dan punya banyak investasi
Kematian tak menunggu kamu punya suami atau istri
Kematian tak menunggu kesiapan diri
Rezkimu sudah ada porsinya
Usahamu bukan untuk menambah porsi rezeki
Usahamu hanya untuk melaksanakan sebab dan hikmah untuk apa yang telah tertulis
Berusahalah untuk dunia sebatas tegaknya dirimu dari kelaparan
Berusahalah untuk akhiratmu dengan impian surga firdaus dan melihat wajah Ar-Rahman
Tak sadarkah juga kita bahwa bila Allah cinta seluruh hal baik akan dimudahkan-Nya
Dan bila Allah murka maka buruk dan sulit seluruh perkara hamba
“Tapi banyak pendosa bergelimang harta, sedang saya tak kunjung kaya walaupun berusaha memperbanyak ibadah”
katanya.
Bukankah dari situ terlihat sependek apa pemahaman terhadap bahagia ?
Terhadap mana perkara baik dan buruk dalam hakikat yang sebenar benarnya ?
Kenapa banyak orang tua membiarkan anak mereka merengek minta mainan di lorong lorong pusat pembelanjaan
Kalau kebaikan sesimpel menghilangkan kesedihan, beri saja anak itu mainan dan selesai seluruh masalah.
Tapi point nya tidak sesederhana itu, kawan.
Dan bagi Allah permisalan yang paling agung.
Banyak hikmah dan rahasia kehidupan yang kita tak tau.
Maka jalanilah hidup dengan kepatuhan maksimal pada Yang menciptakan kehidupan, pada Yang meng-adakan kita dari tak ada, pada Yang akan membangkitkan kita dari tulang belulang yang berserakan.
Kerjakan apa yang diperintahkan
Jauhkan diri dari apa yang dilarang
Letihnya ibadah akan hilang, dan pahalanya akan kekal
Bahagia karena maksiat akan hilang, kemudian dosa dan matinya hati akan berterusan.
Obat yang pahit menghasilkan kesembuhan, manusia percaya itu maka mereka tak segan meminumnya walau mereka tak suka.
Anak kecil tak bisa memahami itu, alhasil mereka merengek rengek menghindar dari obat obatan yang sejatinya baik untuk mereka.
Namun orang orang dewasa seakan berubah menjadi anak kecil yang tak paham bila dihadapkan pada kenikmatan dunia dan keletihan ibadah untuk tempat yang abadi di akhirat.
Pahamilah kehidupan dengan hati yang bersih, lihatlah dunia dengan kacamata yang berbeda.
Tidak seluruh kemewahan harus kamu miliki.
Tidak hanya karena mereka sukses dalam dunianya kamu pun harus begitu.
Tak ada perlombaan selain perlombaan menuju surga, camkan itu.
Tak ada letih yang harus kamu jalani selain letih menggapai ridho-Nya, camkan itu.
Bukan berarti meninggalkan dunia dan tak menghiraukan kehidupan di atasnya.
Tidak…
Namun pasanglah niat yang benar dalam mengais rezeki, cukupkan diri dan jangan tamak.
Kemudian gunakan nikmat yang ada untuk memaksimalkan pendekatan diri pada Ar-Rahman.
Sesungguhnya hidup bahagia terdapat dalam tiga hal saja
Bersyukur ketika diberi ni’mat
Bersabar ketika diberi musibah
Beristighfar ketika berbuat dosa.
Bila ingin bahagia, gantungkan seluruh perkara pada Rabb Yang Maha Bisa
Percayalah bahwa dia Sang Pengatur
Bukan rencana kita yang hebat dan terlaksana
Namun Allah lah yang memudahkan seluruh perkara
Bila tak berjalan sesuai harapan
Iman kepada takdir yang akan menyelamatkan kita dari bersedih hati
Percaya bahwa ada hikmah di balik segalanya setelah memaksimalkan ikhtiar pada rencana tadi
Ini dia rahasia bahagia orang beriman…
Madinah,
5 Muharram 1443 H
Comments