Manusia Terbahagia di Bulan Ramadhan
Akhwati fillah, ramadan sudah di ambang mata,
Ketahuilah bahwa manusia terbahagia pada bulan Ramadhan adalah orang orang yang mengimpulkan dua hal di dalam hatinya :
Keikhlasan dan kesabaran
Tidaklah masuk bulan ramadhan kecuali hati seorang mukmin hanya mengharapkan wajah Rabb semesta Alam, dalam puasanya, dalam qiyamnya, dalam bicara dan gerak geriknya.
Manusia terbahagia adalah mereka yang di hatinya hanya ada Allah, mereka mengharapkan apa yang ada di sisi Allah dan bukan apa yang ada di sisi manusia.
Hati mereka dipenuhi kerinduan terhadap ibadah dan munajat kepada Allah, mereka merindukan tangisan di sepertiga malam terakhir, mereka merindukan panjangnya sholat tarawih di mesjid mesjid, mereka merindukan letihnya puasa di siang hari, dan tidaklah mereka merindu terhadap semua itu kecuali karena kecintaan mereka kepada Rabb mereka, karena rasa ingin mereka yang menggebu untuk melihat wajah Rabb mereka.
Ketika mereka memasuki bulan puasa, mereka memasang satu tujuan dalam hati mereka, yaitu keluar menjadi pribadi pribadi yang lebih bertaqwa.
Sebagaimana yang Rabb mereka sampaikan di dalam alquran..لعلكم تتقون,
{{ Wahai orang orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas ummat ummat sebelum kalian agar kalian bertaqwa }}
Mereka tak peduli dengan perayaan perayaan bulan Ramadhan yang tersebar di mana mana, mereka tak ikut ikutan, karena perayaan di dalam hati mereka sudah cukup membuat mereka tak sabaran bukan kepalang.
Mereka tak sibuk menyiapkan makanan beraneka ragam untuk sahur dan buka puasa, karna bagi mereka ramadhan lebih dari sekedar lapar dan dahaga. Ramadhan bagi mereka adalah madrasah, yang akan membuat mereka melangkah lebih dekat menuju Rabb yang Maha Pemurah. Rabb yang memberikan mereka kesempatan untuk membersihkan dan memperbaiki diri dalam waktu 30 hari, di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, turun di malam itu para malaikat, malam itu penuh dengan keberkahan sampai terbitnya fajar, taukah kita berapa tahun lamanya seribu bulan ? 83 tahun! Pantaskah kita untuk tidur nyenyak malam itu sedang pahala 83 tahun lamanya sudah dijanjikan oleh Rabb yang Maha Pengampun ?
Karena itu mereka tak bisa berleha leha, mereka kencangkan sarung dan kembangkan sajadah mereka, memperkuat azam dan kesabaran mereka, karena waktu akan terus berjalan sedang mereka tak tau kapan maut akan datang. Bisa jadi mereka tak bertemu dengan Bulan Ramadhan tahun ini, apatah lagi tahun depan. Mereka manfaatkan setiap detik yang ada dalam ibadah dan munajat. Tak rela terbuang sedikit pun waktu untuk melakukan hal yang tak membuahkan pahala, apalagi yang berujung petaka. Karena mereka tau pasti, pahala puasa akan diberikan langsung oleh Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits qudsi bahwa Allah lah yang langsung memberikan pahala untuk orang-orang yang berpuasa.
Mereka selalu menjaga hati mereka, saat mereka ingin berkata, mereka lihat dulu hatinya, apakah Allah yg mereka damba, atau pujian manusia semata, apakah batin mereka lebih baik dari zhohir mereka, atau malah lebih kelam? Mereka tak bermaksiat saat berada di antara manusia, juga saat mereka berada dalam kesendirian dalam gelapnya malam.
Mereka menjunjung tinggi muroqobatullah dalam hati mereka. Mereka ingin Allah melihat mereka dalam sebaik baik keadaan, dan tak ingin dilihat Allah ketika sedang melakukan maksiat apalagi di bulan yang penuh dengan rahmat.
Mereka menyantuni anak yatim, orang miskin, memperbanyak sedekah mereka, mewujudkan salah satu tujuan dari puasa 30 hari ini, yaitu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan pada mereka.
Mereka takut apabila berlalu bulan ramadhan sedang keadaan mereka tak kunjung menjadi lebih baik, mereka takut saat manusia dibebaskan dari neraka pada malam malam bulan ramadhan, kemudian mereka tak termasuk dalam golongan manusia itu, mereka takut sampai tak rela ada sedetik pun yg hilang dari hari hari mereka, mereka isi dengan tilawah dan sholat, mereka isi dengan istighfar dan taubat…
Kemudian mereka akan keluar dari bulan yang suci ini, dalam keadaan lebih baik, dalam keadaan lebih bertaqwa dan lebih dicintai oleh Sang pencipta.
Semoga saja mereka ini…adalah kita..
( disampaikan dalam acara penutup haflah addur almantsur )
Madinah, 13/8/1442 H
Comments